Senin, 25 Agustus 2008

Baladewa


Baladewa atau Baladeva (बलदोव) disebut juga Balarama, Balabhadra, Halayudha, Wasi Jaladara, Begawan Kusuma Walikita, Begawan Curiganata, Kakrasana. Wujud Baladewa adalah kebalikan Krishna, adiknya. Baladewa berkulit pucat/putih, sifatnya mudah meledak-ledak, berangasan, namun mudah luluh pula hatinya. Raja Mathura ini mudah terpengaruh oleh Kurawa. Oleh karena itu, sebelum Bharatayudha ia dibujuk oleh Krishna agar bertapa di Grojogan Sewu hingga perang usai.
Baladewa adalah kakak kandung Krishna, berasal dari Vasudeva dan Devaki. Akan tetapi untuk mencegah berlakunya ramalan, bahwa ia akan dibunuh Kamsa (Kangsa), maka dengan kemampuan pemindahan janin Baladewa dipindah dari rahim Devaki ke dalam rahim Rohini. Karena peristiwa ini, maka Baladewa juga dikenal dengan nama Sankarsana yang artinya "pemindahan janin". Dalam ramalan dikatakan, bahwa Kamsa (kakak Devaki) akan terbunuh oleh anak kedelapan Devaki. Maka Devaki dipenjarakan oleh Kamsa. Ketika lahir keenam anak Devaki mati dibunuh oleh Kamsa. Untuk menyelamatkan Baladewa, maka terjadilah pemindahan janin tersebut. Baladewa dibesarkan oleh Rohini. Ia tumbuh bersama dengan Krishna sebagai penggembala ternak sapi. Kelak Krishna - anak kedelapan Devaki - akan membinasakan Kamsa, sesuai dengan ramalan.
Baladewa pernah menjadi guru bagi Bhima dan Duryodhana dalam menggunakan senjata gada. Kedua murid itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Bhima memiliki kekuatan, sedangkan Duryodhana memiliki kelincahan dalam menggunakan gada. Duryodhana adalah murid kesayangan Baladewa. Namun dalam Bharatayudha Duryodhana berhasil dikalahkan oleh Bhima dengan memukul paha Duryodhana. Kematian Duryodhana membuat Baladewa marah dan ingin membunuh Bhima. Hasrat itu dapat dicegah oleh Krishna yang bijaksana.
Baladewa menikah dengan Rewati, anak Raiwata dari Anarta. Versi lain mengatakan ia menikahi Erawati, anak Salya dari Mandaraka. Dari pernikahan itu, Baladewa berputra dua yaitu Wisata dan Wimuka.
Baladewa memiliki senjata andalan berupa gada Alugara dan senjata Nanggala. Keduanya adalah pemberian Batara Brahma.
Kematian Baladewa dikisahkan dalam Bhagavatapurana. Ia wafat setelah perang yang menghancurkan wangsa Yadu dan setelah melihat Krishna moksha. Baladewa bermeditasi di bawah pohon seperti Krishna. Lantas dari mulut Baladewa keluar ular putih bernama Sesa, yang kemudian membawa jasad Baladewa ke nirvana.

Rabu, 20 Agustus 2008

Krishna


Titisan Vishnu yang datang ke dunia. Ia adalah avatar - Tuhan atau dewa yang turun ke dunia - ke-22 dari 24 avatar menurut kepercayaan Hindu. Krishna (कृष्ण) - di samping Pandawa - adalah tokoh yang menjadi titik pusat dalam epos Mahabharata. Krishna adalah pujaan bangsa India.
Sosoknya digambarkan berkulit gelap. Sifatnya ceria, bijaksana, cerdik, dan berbelas kasih. Namun demikian jika marah, maka Krishna dapat bertiwikrama menjadi raksasa sebesar gunung. Kemarahannya adalah untuk menghancurkan angkara murka di dunia dan jagad raya. Kisah yang menceritakan Krishna berubah menjadi raksasa adalah Lakon Kresna Duta.
Bernama Janmasthami ketika dilahirkan dan diberi nama Narayan atau Narayana ketika muda. Putra dari Vasudeva atau Basudewa, raja Mathura (Mandura). Ibunya bernama Devaki (Dewani). Berdasarkan Kitab Baghavata Purana, Krishna tidak dilahirkan dari hubungan seksual. Ia dilahirkan dalam rahim Devaki karena transfer/transmisi pikiran/jiwa Vasudeva.
Krishna adalah penegak kebenaran dan keadilan. Ia memiliki senjata pusaka bernama Cakra. Pusaka lainnya adalah bunga Wijaya Kusuma yang mampu menghidupkan kembali orang yang meninggal. Krishna juga mampu menggandakan dirinya menjadi ribuan.
Setelah dewasa, Krishna menjadi raja di Dvaraka (Dwarawati), saat ini letak Dvaraka kira-kira di Gujarat (India). Ia raja yang sangat dihormati oleh kawan dan lawan. Pihak Pandawa menjadikannya penasihat utama. Sedangkan Kurawa selalu berusaha menjauhkan Pandawa dari Krishna karena mereka tahu, bahwa hanya dengan bantuan Krishna Pandawa dapat unggul dalam Bharatayudha.
Krishna memiliki banyak nama alias, seperti: Mahāyogi, Purushottama, Varshneya, Vāsudeva, Vishnu, Yādava, Yogesvara, Achyuta, Arisudana, Bhagavān, Gopāla, Govinda, Hrishikesa, Janardana, Kesava, Kesinishūdana, Mādhava, Madhusūdana, Mahābāhu.
Krishna bagi umat Hindu memiliki kedudukan yang hampir mirip dengan Yesus pada umat Kristen. Krishna adalah juru selamat manusia (Janardana).
Kisah Krishna paling menarik dan banyak dikaji adalah dalam Bhagavad Gita - di mana ia terlibat percakapan fisik dan batin tingkat tinggi dengan Arjuna. Krishna-Arjuna pada dasarnya adalah satu jiwa dalam dua personifikasi.
Dalam Bharatayudha, Krishna menjadi sais atau kusir kereta perang Arjuna. Seusai Bharatayudha, musnahlah seluruh wangsa Wresni dan Yadawa. Maka Krishna memutuskan diri untuk moksha dengan perantaraan anak panah yang dilepaskan pemburu bernama Jara yang mengenai telapak kakinya.

Senin, 11 Agustus 2008

Nakula dan Sadewa



Nakula (नकुल) dan Sadewa (सहदेव) adalah anak Pandu dari Madri. Kedua putra Pandu ini kembar. Dalam versi Jawa, Nakula dan Sadewa selalu tampil mendampingi Yudhistira.
Nakula memiliki nama lain Tripala atau Pinten, sedangkan Sadewa dikenal pula dengan sebutan Sahadewa, Sahadeva, Darmaganti atau Tangsen. Nakula mempunyai istri Dewi Soka, Sadewa beristri Dewi Padapa. Dibanding dengan Sadewa, kisah Nakula tidak begitu banyak dituturkan dalam lakon wayang. Sedangkan lakon dengan tokoh Sadewa dapat dijumpai ketika Sadewa meruwat Batari Durga menjadi dewi cantik bernama Dewi Uma. Kisah ini diceritakan dalam Lakon Sudamala.
Bagi masyarakat Jawa, Nakula dan Sadewa menjadi simbol keseimbangan. Anak-anak yang dilahirkan kembar, diharap memiliki keutamaan hidup seperti Nakula dan Sadewa.
Dalam perjalanan terakhir menuju puncak Mahameru, Nakula tewas karena meminum air dari telaga larangan. Ketika itu Nakula bermaksud mencarikan air minum bagi Yudhistira yang kehausan. Sedangkan Sadewa tewas terjatuh ke jurang pada waktu akan mencapai puncak Mahameru.

Selasa, 05 Agustus 2008

Arjuna


Tak dapat disangkal, semua orang yang mencintai wayang atau yang mengenal Mahabharata tidak asing dengan sosok bernama Arjuna (अर्जुन). Memiliki nama panggilan yang banyak: Janaka, Premadi, Permadi, Dananjaya, Pandutanaya, Bharatasresta, Bharatasattama, Bharatasabha, Mintaraga, Parta, Palguna, Jishnu, Kiriti, Bharatasresta, Sawyasachi, Swetawahana, Wrehatnala, Gandiwi, Kauntiya, Kurusattama, Parantapa, Kuntiputra, Mahabahu, Purusarsaba, Wijaya, Wibatsu, Kapidwaja, dan Gudakesa.
Nama Arjuna sendiri berarti 'jernih', 'cemerlang', 'bersinar terang'. Arjuna dalam dunia Jawa sepadan dengan Krishna dalam dunia India. Jika dalam versi India yang terkenal sebagai lelananging jagad (the best male in the universe) adalah Krishna, di dalam versi Jawa adalah Arjuna. Dikenal memiliki banyak istri: Subadra (Sembadra), Shikandi (Srikandi), Larasati, Supraba, Dresanala, Sulastri, Ulupi, Purnamasidi, Gandakusuma, Manohara, Jimambang, Ratri, Wilutama, Antakawulan, Juwitaningrat, Maheswara, Retno Kasimpar, dan Dyah Sarimaya.
Arjuna memiliki senjata andalan berupa panah bernama Pasopati. Dalam versi Jawa, senjata Arjuna lebih banyak lagi seperti panah Sarotama, panah Sirsa, panah Sangkali, panah Candranila, panah Naracabala, panah Ardhadedali, keris Baruna, keris Pulanggeni, keris Kalanadah, dan sebagainya.
Arjuna adalah ksatria yang menjadi kepercayaan para dewa. Ia sering mendapat tugas dan anugerah dewa. Dia memiliki sifat sopan, cerdik, teliti, gemar mengembara mencari ilmu, dan pengasih. Kecerdikan Arjuna teruji dalam perjalanan menuju Mahameru, ketika ia disuruh memilih manakah yang akan dihidupkan kembali oleh dewa: Bhima atau Sadewa. Arjuna memilih Sadewa, bukan Bhima - saudara kandungnya - agar dihidupkan oleh dewa. Alasan Arjuna adalah demi keadilan, jika Sadewa yang dihidupkan, maka baik Kunti maupun Madri sama-sama kehilangan satu putera.
Putra bungsu Kunti ini selalu menang dalam setiap pertempuran. Lawan paling berat yang dihadapi adalah kakaknya sendiri - Karna. Dalam perang di Kurusetra, jika tanpa siasat Krishna barangkali pertandingan antara Arjuna dan Karna akan berlangsung seimbang karena keduanya sama-sama sakti, ahli memanah, sama-sama murid kesayangan Rsi Drona dan Rsi Bhisma. Sama seperti Bhima, Arjuna tidak diperkenankan mencapai puncak Mahameru dalam keadaan hidup. Kesalahan Arjuna adalah masih menyimpan rasa cinta kepada Banowati, istri Duryodana (Duryudana) - raja Hastinapura.