Sabtu, 25 Juni 2011
Petruk
Di dalam pewayangan Indonesia, khususnya Jawa, Petruk mempunyai nama lain, yaitu Tongtongsot, Suragendila, Surajenggala, Dubla Jaya, Jengglong Jaya, Penthung Pinanggul, Ronggangjiwan, Kantongbolong, Kyai Supatra, Kebo Debleng, dan Prabu Belgeduwel Beh (ada juga yang menyebut Welgeduwel Beh). Sedangkan dalam pewayangan Sunda, Petruk dikenal sebagai Dawala atau Udel.
Menurut pewayangan Jawa, Petruk semula bernama Bambang Penyukilan, anak dari Begawan Rajaswala atau disebut juga Begawan Selantara di Padepokan Kembangsore. Bambang Penyukilan memiliki wajah tampan dan tubuh sempurna. Bagaimana dia kemudian menjadi Petruk yang berhidung panjang, kurus berperut buncit, berlengan dan berkaki panjang, adalah karena disabda oleh Batara Ismaya (baca kisahnya dalam entri Gareng).
Petruk memiliki sifat periang, senang bernyanyi, lucu, dan setia kepada tuannya. Dia adalah pengasuh Abimanyu, putra Arjuna. Tokoh Petruk sering muncul dalam lakon carangan misalnya dalam "Petruk Dadi Ratu", dia tampil sebagai Prabu Belgeduwel Beh, penguasa negeri Lojitengara. Sebagai Prabu Belgeduwel Beh, Petruk memorakporandakan banyak negeri terutama Amartapura. Dia juga berhasil mencuri pusaka Yudhistira, yaitu Jamus Kalimasada.
Sebagai Prabu Belgeduwel Beh, Petruk berhasil mengalahkan Prabu Pandu Pragolamanik dari negeri Trancanggribig atau Parang Gumiwang yang tak lain adalah Gareng. Lantas Prabu Belgeduwel Beh sendiri berhasil dikalahkan oleh Bagong. Prabu Belgeduwel Beh kembali ke bentuk semula sebagai Petruk.
Petruk mempunyai istri bernama Dewi Ambarawati atau Dewi Wrantawati, putri Prabu Ambaraja di negeri Pandansurat. Petruk memiliki Dewi Ambarawati setelah memenangkan sayembara pinangan mengalahkan pelamar lainnya. Dewi Ambarawati diboyong ke Girisarangan dan yang bertindak sebagai wali perkawinan mereka adalah Resi Parikenan. Dari perkawinannya dengan Dewi Ambarawati, Petruk mempunyai seorang anak yaitu Lengkung Kusuma.
Bentuk tubuh Petruk yang serba panjang melambangkan kehidupan yang serba "momot-kamot ing kawruh" atau mampu menerima segala pengetahuan dengan baik. Nama Kantongbolong yang diberikan kepadanya bermakna keikhlasan, siap menerima pengetahuan yang baik dan selalu siap untuk membagikannya kepada orang lain.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar