Minggu, 15 Juni 2008

Mahabharata

Mahabharat atau Mahabharata adalah epos terbesar dalam kesusastraan India. Bentuknya berupa kakawin dalam bahasa Sanskrit, terdiri dari 90.000 seloka dalam 220.000 baris. Epos ini terdiri dari 18 parwa atau buku, disebut Asthadaçaparwa. Sejak ±300 sM hingga ±300 M, syair Mahabharata terus ditambah dengan bahan-bahan yang sudah ada dalam bentuk purana, gatha, dan sebagainya. Kisah tambahan yang cukup penting adalah Harivamça dalam bentuk syair yang menjelaskan kehidupan dan silsilah Krishna.

Penulis Mahabharata adalah Krishna Dvaipayana atau Vyasa, yang oleh masyarakat Jawa dikenal sebagai Abiyasa. Pada zaman pemerintahan Jayabaya (1115 – 1130) di Kediri, epos Mahabharata disadur oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh dalam bahasa Jawa Kuno. Kemudian oleh pujangga Yasadipura I (Yosodipuro I) dan Ranggawarsita (Ronggowarsito) disadur kembali dalam bahasa Jawa Baru dalam bentuk tembang.

Pokok dari epos ini adalah perang antara kebaikan yang direpresentasikan oleh Pandawa melawan kejahatan yang direpresentasikan oleh Kurawa. Pandawa adalah keturunan Pandu, sedangkan Kurawa adalah keturunan Kuru. Keduanya memiliki darah Bharata. Di antara keduanya terdapat Krishna yang berpihak pada Pandawa.

Di dalam Mahabharata terdapat bagian tambahan yang cukup penting, yakni Bhagavad Gita yang berarti Nyanyian Tuhan. Isinya adalah percakapan antara Krishna sebagai titisan Vishnu dengan Arjuna sebagai ksatria sebelum maju ke Bharatayudha.

Mahabharata juga memuat hal-hal berkaitan dengan tatanegara, nasihat, legenda, mitos, pengetahuan alam, moksa, dan adat kebiasaan India Kuno.

Tidak ada komentar: