Sabtu, 21 Juni 2008

Wayang Jawa

Ramayana dan Mahabharata yang berasal dari India memiliki pengaruh sangat luas di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Namun demikian dalam perkembangannya, pengaruh lokal memberi warna pada kisah Ramayana dan Mahabharata. Sebagai contoh, di Jawa ada banyak lakon wayang yang tidak dapat ditemukan di India. Ini berarti orang Jawa mengembangkan sendiri cerita wayangnya.
Kalau anda menonton wayang di Jawa, pasti ada bagian yang disebut "gara-gara" yang biasanya ditampilkan tengah malam. Di dalam adegan "gara-gara" ini muncul tokoh Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong yang disebut Panakawan. Atau bisa juga muncul tokoh Limbuk dan Cangik. Tokoh-tokoh tersebut tidak akan dijumpai dalam versi asli dari India.
Kisah Gatotkaca Edan, Dewa Ruci, dan semacamnya tidak ada dalam versi asli. Semua lakon di luar sumber asli India, adalah karangan orang Jawa yang dikaitkan dengan dunia batin orang Jawa. Sebagai contoh lakon Dewa Ruci banyak dipengaruhi tasawuf Islam yang dikembangkan oleh walisanga. Tokoh Dewa Ruci adalah hasil ciptaan budaya Jawa.
Kisah Ramayana dan Mahabharata yang masuk di Jawa telah diperkaya dengan kearifan dunia batin orang Jawa. Maka pantaslah jika UNESCO menjadikan wayang sebagai warisan budaya dunia.

Tidak ada komentar: